Ungkap Proses Masuknya Islam di Tanah Buton, MNI Menghadirkan Sejarawan Islam

  • Bagikan
Foto bersama pemateri dan peserta _Islamic Intellectual Discussion_ (IID) yang digelar Majelis Nafsiyah Islamiyah (MNI) Kota Baubau. (Foto Murdin)
Foto bersama pemateri dan peserta _Islamic Intellectual Discussion_ (IID) yang digelar Majelis Nafsiyah Islamiyah (MNI) Kota Baubau. (Foto Murdin)

BAUBAU – Majelis Nafsiyah Islamiyah (MNI) Kota Baubau menggelar Islamic Intellectual Discussion (IID). Kegiatan ini mengangkat tema “Jejak Islam di Tanah Buton Hubungan Politik dan Spritual yang Terlupakan”.

Kegiatan IID tersebut menghadirkan dua pembicara, pertama pembicara level nasional yakni Niko Pandawa penulis buku sekaligus Sejarawan Islam. Kemudian pembicara kedua, Irwansyah Amunu penulis buku Negeri Khalifatul Khamis. Kedua pembicara mampu mengungkap situs dan fakta sejarah Islam di Tanah Buton juga hubungannya dengan daerah Kesultanan Aceh dan Goa.

Dalam menggelar IID, Majelis Nafsiyah Islamiyah selaku event organizer menggandeng Kampus Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) dan Majelis Muslimah Unidayan Baubau, yang bertempat di Baruga La Ode Malim Unidayan, Kamis (3/11/2022).

Niko Pandawa yang sempat menjadi trending topik dengan memproduksi film Jejak Khilafah di Nusantara (JKDN), dalam acara IID mengupas habis tentang jejak Islam di Tanah Buton misalnya hubungan politik dan spritual yang terlupakan. Utamanya proses masuknya Islam di tanah Buton dan hubungannya dengan Kesultanan Aceh hingga Khilafah Utsmaniyah di Turki.

Lanjutnya, Niko juga mampu menunjukkan salah satu bukti hubungan Islam politik dan spritual yang dikenal dengan masuk Islamnya Raja Mulae yang diketahui merupakan mertua dari Raja Laki Laponto. Artinya, Raja Mulae lebih dulu masuk Islam ketimbang Laki Laponto.

  • Bagikan