Saputangan Simbol Jodoh

  • Bagikan
La Ode Aswad

Selanjutnya seorang tetua adat memberikan aba-aba agar para tetua dan tamu undangan untuk segera disuapi dengan kata “Tompa Laijo” maka para gadis ini dengan serentak menyupi siapa yang ada didepan talam mereka, dengan serentak para tetua adat dan undangan segera mencicipi apa yang disuapkan kepada mereka. Aba-aba yang diberikan oleh tetua adat ini memberikan gambaran kekompakan, persatuan dan kebulatan tekad seluruh masyarakat Kolese dalam satu tekad yang sama. Setelah para tetua dan tamu undangan di suapi oleh para gadis gadis, maka mereka akan meletakkan sejumlah uang di sela-sela talam sebagai bentuk rasa terima kasih atas jamuan yang telah diberikan.

Hal ini memberikan pembelajaran jika pentingnya memberi penghargaan dan apresiasi kepada orang lain atas segala perbuatan baik yang dilakukannya. Berikutnya akan diberikan kesempatan kepada para pemuda untuk disuapi oleh gadis-gadis dan setelah disuapi akan menyelipkan sejumlah uang di sela-sela piring yang ada pada talam makanan dan jika ada pemuda yang menyukai salah seorang gadis maka akan melemparkan sapu tangan pada gadis yang dimaksudkannya.Setelah para pemuda disuapi oleh gadis-gadis penjaga talam, maka berakhirlah tradisi adat Kasambu-Sambu. Sebagai penutup acara akan dlakhiri pula dengan tari mangaru.

Kasambu-Sambu juga merupakan momentum untuk mencari jodoh. Jika ada pemuda yang tertarik dengan penjaga talam, maka sebagai simbol adalah dengan memberikan saputangan kepadanya.

Pesta ada Kasambu-Sambu masyarakat Kolese pada Minggu (14/4/2024) turut dihadiri langsung Pj Wali Kota Baubau Dr Muh Rasman Manafi, SP, M.Si, Ny Reffiani Dwiatmo Rasman, ST, unsur Forkompinda, anggota DPRD, kepala OPD, Camat dan Lurah se Kota Baubau.(int/KI)

  • Bagikan