“Kita harapkan yang dikerjakan ini sesuai dengan spek yang telah direncanakan sehingga bisa bermanfaat berkelanjutan terus menerus,”harapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae mengatakan dirinya memperjuangkan anggaran pembangunan kawasan kumuh desa Lagasa untuk kepentingan masyarakat dari kumuh menjadi tidak kumuh.
Dirinya juga mengatakan proyek itu bukan aspirasinya melainkan dirinya memperjuangkan aspirasi masyarakat Lagasa. Makanya ada kebanggaan bagi dirinya terhadap masyarakat yang mempersoalkan material yang digunakan.
Hal ini kata mantan Bupati Muna dua periode ini ada kepedulian terhadap proyek itu, hanya saja dirnya menyarankan agar ada landasan berpikir untuk mempersoalkan proyek itu, misalnya pelajari spesifikasinya, pelajari besteknya baru bersuara.
“Kalau belum tau besteknya jangan dulu bersuara, bertanya dulu kepada pihak pengawas atau pihak kontraktor, kalau tidak puas dengan itu minta spesifikasi seperti apa baru suarakan, makanya hari ini kami datang bagaimana memastikan proyeknya tercapai sebagaimana diharapkan masyarakat Lagasa,”ujarnya.
Olehnya itu, kehadiran mereka di Desa Lagasa dapat menyelesaikan masalah yang selama ini menjadi perhatian publik. Jika ada yang dicurigai Ia menyarankan agar berkonsultasi dengan pengawas proyek.
“Harapan saya, kalau ada orang-orang yang melakukan pengawasan begini itu bagus tetapi awasinya secara profesional harus mengerti, karena ini bukan konstruksi tinggi, ini hanya talud tetapi harus kuat terhadap tekanan dan saya yakin pihak kontraktor punya pengalaman soal itu, kemudian saya minta kepada kontraktor agar diawasi dengan baik dan mutunya harus dijaga,”pungkas Ridwan. (Anuardin).
