Penanganan Stunting Harus Dilakukan Secara Bersama

  • Bagikan
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN RI, Prof Muh Rizal Martua Damanik memberikan penjelasan seputar stunting di mimbar aula salah satu hotel di Baubau, Jum'at. Dalam kegiatan itu, Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse juga mengingatkan tentang bahaya stunting bagi masa depan bangsa.(Foto Texandi).
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN RI, Prof Muh Rizal Martua Damanik memberikan penjelasan seputar stunting di mimbar aula salah satu hotel di Baubau, Jum'at. Dalam kegiatan itu, Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse juga mengingatkan tentang bahaya stunting bagi masa depan bangsa.(Foto Texandi).

Sementara itu, Prof Muh Rizal Damanik mengatakan, saat ini Indonesia sedang menghadapi masalah besar yaitu angka stunting mencapai 24,4 persen atau dengan kata lain dari 100 orang ibu yang melahirkan ada 24 orang diantaranya sudah dalam kondisi stunting. Penyakit ini terjadi saat proses pembuatan antara sel telur dan sel sperma.

“Stunting itu adalah gagal tumbuh dan kembang karena kekurangan gizi pada anak. Di mana, panjang tulang tangkai seharusnya 70 cm, tapi hanya tumbuh 40 cm akibat kekurangan gizi. Makanya, anak stunting itu pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting,” jelas Rizal.

Lebih dari itu, terang dia, stunting bahkan bisa mengganggu keseluruhan organ tubuh termasuk pertumbuhan sel otak yang bisa terlihat pada saat masih bayi. Keadaan tersebut tentu saja menyebabkan anak cenderung kurang cepat memahami sesuatu.

“Makanya salah satu upaya kita adalah menghadirkan Elsimil. Aplikasi ini berguna untuk mendeteksi lebih awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan calon pengantin. Aplikasi ini adalah inovasi untuk memudahkan pelaksanaan program percepatan penurunan stunting sebagaimana amanat Presiden,” ulasnya.

Elsimil, ungkap dia, calon pengantin akan mengisi data-data yang bisa diakses langsung oleh BKKBN Pusat. Data calon pengantin antara lain meliputi dari jumlah calon pengantin, usia, tinggi badan, ukuran lingkar pinggul dan status HB.

Berdasarkan data yang diisi dalam Elsimil oleh setiap calon pengantin itu kemudian muncul dua opsi rekomendasi yaitu siap untuk hamil atau beresiko melahirkan bayi stunting. Bila beresiko, maka calon pengantin bersangkutan bisa menata kondisinya selama tiga bulan dengan cara mempelajari arahan pada menu saran Elsimil.

“Jadi, dalam aplikasi (Elsimil) tersebut ada juga menu-menu lain yang dapat digunakan untuk mengedukasi para calon pengantin. Saya juga perlu sampaikan bahwa Salah satu faktor yang juga menyebabkan stunting ini adalah pernikahan anak di usia dini,” tandas Rizal.(exa)

  • Bagikan