Prof Sumbangan Baja:Major Project Makhida, Ingatkan Jembatan Siratalmustakim

  • Bagikan

Komitmennya, disipkan tanah, tempat kuliah. “Masa tidak ada gedung disini tempat kuliah awal. Tanah sekian luas misalnya,” ucapnya.

Dengan itu pemerintah akan bisa memberi, Baubau memang tidak ada universitas negeri. Sehingga kalau diinisiasi bersama, insyaallah akan datang. Apalagi putra-putra Buton dimana-mana teriaknya kapan menjadi provinsi.

“Pertanyaanya kalau menjadi provinsi apa persiapannya? Dari sisi infrastruktur pendidikan misalnya, perdagangan, dan lain-lain menunjukan kita kuat,” jelas Sumbangan.

Diungkapkan, alumni SMA dan sederajat yang tamat di Kota Baubau, 3100 lebih, datanya dari hasil kajian Makhida. “Besar ini angkanya, mau kemana ini? Apakah kita biarkan tidak bisa masuk di Halu Oleo, Unhas, universitas yang bagus-bagus,” kata Sumbangan.

Ia melajutkan, tidak bisa juga ditampung di Unidayan, karena juga terbatas daya tampungnya. “Apakah kita biarkan mereka untuk cari sekolah-sekolah di Makssar yang penting sudah kesana. Sekolah yang kualitasnya tidak kita ketahui,” tanyanya.

Jadi perlu dipikirkan, sehingga kasawan Makhida sudah ditetapkan untuk dibangun kampus negeri.

Sekarang banyak universitas, PTS yang sudah tumbuh, harus disuport dalam rangka membina dan mengembangkannya. Tentu tidak dengan APBD, tapi jaringan-jaringan di pusat yang harus diperkuat agar kita diperhatikan.

“Kemudian kawasan Makhida tidak berdiri sendiri. Jangan berpikir saat melihat master plan, ternyata hanya Wolio dan Sorawolio. Bagaimana kecamatan lain?” tukas Sumbangan.

“Kelurahannya lebih dominan Kadolokatapi dan Kaisabu Baru. Beaarati itu saja? Sebetulnya tidak. Kalau kita punya konsep membangun kawasan terintegrasi,” sambungnya.

Kata dia, terintegrasi dari kawasan lain dan saling memperkuat. “Kalau kita bicara kawasan perdagangan, tumbuh pusat perdangan terutama Kotamara dan Pantai Kamali. Sehingga dalam dokumen ini ada Kotamara jilid II,” jelas Sumbangan.

Kotamara dulu dibangun, mulai direncanakan tahun 2005. “Mungkin masih teringat, sudah lama sekali, hampir 20 tahun,” ujarnya.

“Jadi, nampaknya Pak Pj ingin serius disitu. Dan banyak masalah disana. Kita punya survei. Akan disampaikan hasilnya, kira-kira apa yang dilakukan disana, sehingga bisa tertata dengan baik,” ucap Sumbangan.

Kata dia, program prioritas, menemukan kembali jalan akses masuk Kotamara yang saat itu sudah direncanakan tapi tidak dilanjutkan. “Karena Bapak Dr Amirul waktu itu sudah selesai masa jabatannya. Ada katanya dulu Jembatan Siratalmustakim. Barangkali teringat,” sebutnya.

“Saya lupa pengertiannya, sepertinya Pak Djiton yang bisa jelaskan apa artinya Siratalmustakim. Beliau waktu itu Kepala Bappeda. Ada istilah itu, dan ada tiang-tiang pancang untuk itu tapi tidak dilanjutkan,” terangnya.

Kalau ada, kata dia, akan menjadi landmark atau ikon Kota Baubau kalau dari Selatan Buton mau masuk, kelihatan ada yang luar biasa jadi ikon.

“Kemudian yang lain di Makhida, persampahan. TPA Wakonti tampaknya bermasalah, dari sisi lingkungan bahaya. Sudah turun tim lingkungan yang melihatnya, apakah tetap atau butuh lokasi baru,” terang Sumbangan.

Perkara lainnya, air. “Kota Baubau dari dulu, masalahnya air bersih dan hulunya, catchment area-nya ada disini,” jelas Sumbangan.

“Kajian-kajiannya nanti akan berefek secara multiplay effect, antara kawasan ini dengan kawasan-kawasan lainnya. Nantinya akan didetailkan para ahli,” sambungnya.

“Didiskusikan secara serius sehingga dokumennya akan menjadi pengawal Kota Baubau dimasa mendatang. Jadi bukan hanya memikirkan bagaimana jangka pendeknya, tapi juga memikirkan jangka panjangnya,” pungkas Sumbangan.(Follow TikTok: @IrwansyahAmunuNews)

  • Bagikan